Resensi Film "Pesantren Impian

Teaser Pesantren Impian
Film “Pesantren Impian” merupakan film adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama karya Asma Nadia, yang dirilis pada tahun 2000. Sekilas dari judul filmnya memang indah. Namun jangan salah film ini cukup menegangkan. Film religi pertama yang memadukan antara genre  thriller dengan mystery. Persis seperti versi novelnya, kisahnya bermula dari undangan misterius yang diterima sepuluh orang gadis untuk tinggal di Pesentern Impian. Sebuah pondok di pulau  Lhok Jeumpa, pulau terpencil yang tak tercantum dalam peta. Pesantren Impian didirikan Teungku Budiman untuk memberi kesempatan memperbaiki mereka yang memiliki masa lalu gelap. Sissy, seorang model dengan sahabatnya yang menyimpan rahasia bernama Inong. Butet yang pernah menjadi pengedar obat terlarang. Sri pernah terlibat skandal pelacuran. Sementara Rini mahasiswa yang berprestasi harus ternodai dan hamil di luar nikah. Selain mereka ada sederet nama lain dengan persoalan masing-masing. Salah satunya Eni seorang polwan cerdas yang menyamar menjadi santriwati karena sedang mengusut kasus pembunuhan di Hotel Crystal dan tersangkanya berada di Pesantren Impian setelah mendapat beberapa petunjuk.

Kekikukan di antara para santriwati yang tidak saling mengenal tak mudah dicairkan. Sebab sama-sama memiliki masa lalu kelam yang terlanjur dilakukan. Ustadz Agam dan Ustadzah Hanum selaku pembimbing pesanten tetap menyemangati juga Umar yang selalu di sisi Teungku Budiman menyemangati mereka. Perlahan, mereka berproses untuk mengenal Islam lebih baik, kembali pada fitrah. Berangsur Pesantren Impian terasa seperti rumah kedua yang menawarkan oase sejuk yang tak pernah mereka temukan.
Hingga suatu ketika pesantren diteror. Tejadi kematian salah satu di antara mereka.
Para santriwati ketakutan. Suasana semakin mencekam.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Bisakah para gadis muda menyelamatkan diri?
Sementara waktu terus berdenyut dalam detak kematian, Umar, Eni dan Inong serta para gadis, berjuang mengalahkan teror mengerikan yang menimpa Pesantren Impian.





Related Posts:

0 Response to "Resensi Film "Pesantren Impian"

Posting Komentar